Tunjangan Sertifikasi Guru di Kabupaten Buru Gaib, Jaksa Siap Usut
BERITABETA.COM, Namlea – Aroma dugaan korupsi penyaluran Tunjangan Sertifikasi Guru dan Tunjangan Non Sertifikasi Guru tahun 2020 di Kabupaten Buru mulai mendapat respon dari pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Buru.
Respon ini disampaikan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Buru, Muhtadi SAg, SH, MAg, MH, setelah menerima aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Buru yang sebelumnya menyuarakan nasib para guru di Kabupaten Buru yang belum menerima Tunjangan Sertifikasi Guru triwulan empat tahun 2020 lalu.
Selain Tunjangan Sertifikasi Guru, terdapat juga ribuan guru yang belum lolos sertifikasi dan berhak mendapat Tunjangan Non Sertifikasi Rp.250 ribu per guru, juga tidak kunjung menerima tunjangan tersebut sejak bulan Juni tahun 2020 lalu.
Dihadapan para aktivis, Muhtadi menegaskan pihaknya akan menuntaskan dugaan korupsi kasus tersebut.
"Saat konfirmasi nanti, tidak diberikan, tidak dibayarkan sertifikasi karena ada perbuatan melawan hukum yang merugikan nasib guru-guru, yang merugikan keuangan negara, saya janji kepada kalian akan proses hukum sampai tuntas,"tegas Muhtadi di hadapan enam perwakilan HMI pimpinan Imran Barges yang menemuinya di ruang kerja Kantor Kejaksaan Negeri Buru, Senin siang (15/03/2021).
Senin kemarin, Imran Barges membawa sejumlah aktivis HMI untuk berdemo di Kantor Kejaksaan Negeri Buru dan DPRD Buru. Bahkan terlihat beberapa aktivis dari IMM dan GMNI serta mahasiswa adat juga ikut bergabung.
Dalam orasinya, beberapa pendemo mending uang tersebut telah dikorupsi oleh para oknum di lingkup Pemkab Buru, karena dana yang seharusnya dibayarkan kepada para guru telah dipergunakan untuk kepentingan lain.
Saat tiba di luar gedung Kejaksaan, beberapa jaksa senior menemui Imran dkk di pintu pagar masuk dan memberitahukan Kajari Buru, Muhtadi mau menerima mereka. Namun karena ruang kerja Kejari yang sempit hanya boleh diwakili oleh lima sampai enam orang perwakilan mahasiswa.
Saat menerima beberapa perwakilan HMI, Muhtadi sempat beritahukan kepada Imran dkk kalau dulunya ia juga alumni HMI. Mengenang semasa masih menjadi aktivis HMI, Muhtadi juga bercerita ia pernah diangkut truk tentara di tahun 1998 lalu karena berdemo.
Kemudian Muhtadi mencoba mengenal satu demi satu perwakilan yang datang menemuinya. Berikutnya ia mempersilahkan apa yang mau disampaikan.