DPRD Maluku Dukung Penundaan Sekolah Tatap Muka
BERITABETA.COM, Ambon – DPRD Provinsi Maluku memastikan akan mendukung penundaan rencana pelaksanaan sekolah tatap muka di masa pendemi Covid-19, menyusul masih tingginya trend peningkatan kasus Covid-19 di Kota Ambon.
Kondisi ini juga diperkuat dengan adanya penerapkan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro di Kota Ambon dan berubahnya peta zonasi Covid di sejumlah daerah di Maluku.
Ketua Komisi IV DPRD Maluku, Samson Atapary kepada beritabeta.com di Ambon, Rabu (14/7/2021) mengungkapkan, dengan makin tidak menentunya kondisi pandemic Covid-19 saat ini sangat memungkinkan pelaksanaan Keputusan Bersama empat menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, tak dapatr lagi dilakukan.
Menurutnya, SK bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021, perlu memastikan perkembangan satuan pendidikan di wilayah masing masing.
Untuk itu, kata Atapary, rencana sekolah tatap muka terbatas di tahun ajaran baru Juli 2021 mendatang tak dapat dilakukan dan yang paling memungkinkan adalah penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring.
Attapary menagkui, hasil evaluasi tentang mutu pendidikan di Indonesia termasuk Provinsi Maluku pada tahun 2020 lalu memang menurun, namun itu tak dapat dihindari.
"Salah satu cara agar pendidikan ini bisa berjalan dengan baik dan Covid-19 bisa berakhir, maka pemerintah saat ini telah menjalankan program vaksinasi, agar bisa tercapai Herd immunity," jelasnya.
Menurutnya, keterbatasan Pendidikan di Maluku dalam penerapan metode pembelajaran lewat daring atau online itu karena banyak daerah yang belum maksimal memiliki jaringan internet, seperti yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Aru.
“Sekolah dengan sistem daring jalan namun efektifitasnya hanya 10 persen dalam satu bulan dan guru-guru berkunjung dari rumah ke rumah siswa numun itu juga tidak maksimal,” tandasnya (*)
Pewarta : Patrick Papilaya