Jangan salah memungut ilmu yang berserakan. Propaganda tentang hak dan kebebasan, masif ditiupkan, merusak jaringan nadi keimanan, menghantam jantung pemikiran umat Muslim.

Kasus seorang perempuan berstatus mahasiswi, ditemukan bunuh diri di samping makam ayahnya akibat hamil di luar nikah, belum lama viral di media sosial.

Mestinya kita mengambil ibroh dari kejadian ini. Betapa berbahayanya harga dari sebuah kebebasan. Jangan lenyapkan akar masalahnya agar terbaca jelas oleh putri - putri kita.

Belum lagi kering kesedihan, datang kabar seorang guru pesantren menggagahi 13 murid wanitanya. Innalillahi wa inna ilahi rojiun !

Mengapa jadi semakin brutal begitu ?

Tak salah memang kalimat Khalifah Umar bin Khottab, RA. Beliau berpesan, " Pelajarilah oleh kalian adab terlebih dulu , kemudian pelajarilah ilmu ".

Kata para ulama,  " Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan mempelajari ilmu selama 20 tahun ". Sebab adab akan  menempatkan manusia menjadi manusia sejati.

Ibu,  sekumpulan kata - kata indah berserakan di halaman kita hampir setiap hari. Sudahkah kita  tahu apa itu ghazwul fikri ? Amati dengan cermat deretan huruf - huruf itu. Barangkali itulah senjata yang sedang menginvasi cara berpikir kita.

Banyak para ibu tak mau peduli tentang ini, padahal di depan mata, satu persatu orang - orang tercinta, tertebas imannya. Di hadapan kita, putri - putri kita terancam masa depannya.

Jangan hanya berkutat di majelis ta'lim seputar sholat, puasa, mengaji dan semisalnya. Tak cukup bekal ini  buat putri - putri kita menjelajahi bumi.

Mereka adalah amanah yang Allah titipkan.  Berlarilah sebelum semuanya terlambat untuk berbenah diri. Sesungguhnya Allah tak pernah menepis tangan yang menengadah, menghambur pada-Nya.

Mari bersujud sejenak di atas sajadah, menderaskan doa - doa terbaik untuk putri - putri kita. Skenario mereka ada dalam doa - doa setiap ibu. Merekalah putri - putri di kerajaan ayahnya.

Akan selalu ada hadiah dibalik itu. Sebuah Kado berbungkus cinta dan kebahagiaan dalam warna yang kita mau.  Allah tak mungkin salah memberikannya.

Ibu,  temani putrimu. Bersama mereka, mengeja kembali satu persatu cinta Allah. Selamat Hari Ibu. Setiap kata adalah untaian doa beribu cinta dari yang bernama ibu. Wallahu a'lam bishowab.

Geldrop, 18 Jumadil Awal 1443 H.