Sedangkan kuota premium tahun 2021 sebanyak (82.908 kl), di mana terbanyak untuk kota Ambon (32.015 kl), Maluku Tengah (17.041 kl), Kepulauan Aru (10.609), Seram Bagian Timur (6.312 kl).

Sedangkan Kabupaten Buru sebanyak (2.342 kl0, Buru Selatan (4.437 kl), Kepulauan Tanimbar (2.346 kl), Maluku Barat Daya (1.547 kl), Maluku Tenggara (2.499 kl), Seram Bagian Barat (1.797 kl), Kota Tual (1.963 kl).

SPBU Nelayan

Selain masalah kuota BBM di Maluku, Mercy Barends juga menjelasakan terkait Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Maluku yang masih minim.

Ia menyebutkan, dari hasil rapat bersama Region Manager Retail Sales PT Pertamina (Persero) Papua-Maluku, Awan Raharjo, terungkap hingga akhir tahun 2021 ini di Maluku baru ada sebanyak lima SPBU Nelayan.

“Ini yang kami  bahas dan menjadi bahan diskusi kami. Karena begitu banyak masyarakat kita yang berprofesi nelayan namun jumlah SPBU Nelayan baru lima unit,” ungkapnya.

Dari pembahasan yang dilakukan, terungkap hal ini karena soal modal untuk membuka SPBU Nelayan ini, karena memang butuh modal untuk mengcover stok BBM dalam jumlah 20 -30 ton.

Sementara, tambah Mercy, nelayan di Maluku rata-rata adalah nelayan kecil, dan koperasi nelayan yang dari sisi permodalan tentu belum kuat untuk membuka usaha SPBU ini.

“Jadi memang kita tetap mencari solusi agar kedepan di Maluku SPBU Nelayan ini titiknya terus bertambah,” tandasnya (*)

Editor : Redaksi