BERITABETA.COM, Bula — Komisi Pemberantasan Korupsi [KPK] berhasil menyelamatkan sejumlah aset milik Pemerintah Kabupaten [Pemkab] Seram Bagian Timur [SBT] pada, Rabu (31/8/2022).

Penyelamatan asset saerah itu berupa kendaran mobil dinas yang masih dipakai oleh oknum pensiunan Aparatur Sipil Negara [ASN] dan satu lahan di kawasan Pantai Gumumae, Desa Sesar, Kecamatan Bula ini ditandai dengan pemasangan stiker dan baliho.

Pantauan media ini di Bula, terdapat dua kendaraan mobil dinas yang disita KPK, yakni mobil yang dipakai Mantan Kepala Dinas Pariwisata SBT Ramli Mahu dan Mantan Kepala Bagian [Kabag] Kesejahteraan Masyarakat [Kesra] SBT Almarhum Sagaf Kelrey.

Deputi Pencegahan KPK RI, Wilayah Maluku, Eva Kartika dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, selain di kabupaten bertajuk 'Ita Wotu Nusa' itu, penyelamatan dan penertiban aset ini sudah dilakukan di sejumlah daerah lainnya.

"Apa yang kami lakukan hari ini [kemarin], sudah kami lakukan sebelumnya di daerah-daerah lain," ungkap Eva Kartika.

Eva menerangkan, barang milik daerah berupa tanah ini posisinya banyak dikuasai oleh pihak lain, kemudian tumpang tindih kepemilikan dan dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya apa-apa.

Ia membeberkan, selama ini yang mereka lihat dibiarkan begitu saja jadi tanah terlantar yang pada akhirnya bisa diserobot oleh warga, sehingga akan mempersulit urusan.

"Nah, ini tadi [kemarin] teman-teman Kemendagri sudah menjelaskan ke pak bupati, kalau alasannya belum kuat mohon ini diamankan dalam tanda kutip dikasih penanda, menyampaikan kepada publik, jangan sampai dilanggar," terangnya.

Dia menambahkan, aset kendaraan saat ini jadi persoalan di banyak tempat, sehingga pihaknya meminta kepada bupati SBT Abdul Mukti Keliobas agar memberikan contoh berupa penandatanganan pakta integritas aset.

Kartika berujar, di beberapa tempat, persoalan aset menjadi persoalan yang snagat sensitif. Di Papua misalnya, ada sekitar 1000 kendaraan dinas yang tidak dikembalikan, padahal yang bersangkutan sudah pensiun ke Pemerintah Provinsi.

"Kalau hitungannya 1000, karena disana pakai hilux, kali berapa juta itu sudah berapa ratus miliar uang yang sudah hilang. Kemudian dilakukan lagi pengadaan," ujarnya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi