Pengapalan perdana akhirnya berhasil dilakukan pada Juni 2019. Satu tahun setelah produksi LNG perdana, kilang LNG darat umumnya dapat melakukan pengapalan perdana dalam waktu 4 – 6 bulan sejak mulai produksi.

Biaya awal proyek diperkirakan beberapa analis sekitar 10 – 12 Milyar dolar Amerika, namun setelah proyek selesai para analis memperkirakan biaya proyek membengkak sampai 17 Milyar dolar Amerika, bahkan ada yang memperkirakan sampai 19 Miliar dolar Amerika. Itu untuk kapasitas FLNG “hanya” 3.6 juta ton/tahun.

Shell sendiri tidak pernah mengumumkan biaya proyek FLNG Prelude. Setelah pengapalan perdana Juni 2019 tersebut, FLNG Prelude berhenti berproduksi pada Februari 2020.

Diberitakan disebabkan oleh beberapa masalah keselamatan dan pada sistem ketenagalistrikan. Namun, penghentian operasi juga terjadi lagi pada tahun 2022, sehingga baru pada September 2022 mulai beroperasi lagi karena berbagai persoalan.

Siapa Bermain Angka?

Catatan perjalanan pengembangan dan rekam jejak proyek FLNG Prelude itu penting bagi evaluasi pengambilan keputusan pemindahan LNG terapung (FLNG) Masela menjadi LNG darat. Terutama karena kapasitas rancangan FLNG Masela waktu itu 7.5 juta ton/tahun LNG atau lebih dari 200 persen kapasitas FLNG Prelude.

Pertama, adanya resiko teknis atas lompatan jauh kapasitas FLNG Masela. Merancang suatu proyek baru dengan kapasitas 200 persen dari fasilitas yang sudah berjalan baik saja bukan hal yang lazim dilakukan didunia industri migas. Apalagi 200 persen dari kapasitas fasilitas yang belum terbukti berjalan baik. Nyatanya FLNG Prelude malah banyak meleset dari sasaran rancang bangun awal.