BERITABETA.COM, Ambon – Keputusan Pemerintah Pusat [Pempus] melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang memberikan porsi anggaran besar untuk pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat, dinilai sesuatu yang wajar.

Namun, Pempus diminta jangan sampai mengabaikan pembangunan di provinsi lainnya di Wilayah Timur Indonesia, seperti Maluku.

Hal ini diungkapkan Ekonom dan Konsultan Perencanaan Daerah dan Keuangan Publik, Julius R. Latumaerissa kepada beritabeta.com, Minggu (5/12/2021).

Ia mengatakan, perhatian yang diberikan Pempus dengan menetapkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran [DIPA] Kementerian PUPR sebesar Rp100,59 Triliun di tahun 2022, untuk melanjutkan proyek pembangunan di Papua dan Papua Barat sangat dipahami.

“Keputusan pemerintah Pusat atas Papua dan Papua Barat ini sangat bisa dipahami dari semua aspek. Kami juga memahami bahwa selain pertimbangan obyektif tetapi ada pertimbangan khusus yang sifatnya politis,” ungkap akademisi asal Maluku ini.

Menurutnya, Papua – Papua Barat boleh menjadi perhatian, namun Pempus juga harus mempertimbangkan provinsi lain di KTI salah satunya Maluku. Sebab, Maluku juga memiliki Pos rintangan sama di depan.

Ia menguraikan, apapun alasannya, Maluku memiliki nilai strategis dalam bingkai NKRI. Kalau Papua dan Papua Barat salah satunya adalah Freeport sebagai penyumbang PAD terbesar, tetapi Maluku juga memiliki Blok Masela dengan sumber daya alam lain yang ada termasuk Perikanan.

“Saya juga berharap  Pemprov Maluku, berani membuat konsep perencanaan Maluku secara komprehensif dan terintegrasi yang rasional, obyektif dan berdampak masif kepada rakyat Maluku ke depan,” pintanya.

Ia menilai, Indonesia akan maju dan sejahtera bukan karena kemajuan Papua dan Papua Barat, tetapi seluruh wilayah NKRI ini.

Dikatakan, terlepas dari berbagai penafsiran yang ada, namun secara pribadi dirinya mencoba memaknai kata Presiden Soekarno bahwa : ‘Indonesia tanpa Maluku bukan Indonesia’.

Latumaerissa menjelaskan, statemen ini memiliki arti dan filosofis yang panjang dan dalam. Karena hal ini sangat berkaitan erat dengan posisi Maluku dengan sejumlah kekayaan masa lalu.