Wakil Rakyat di Malteng, Sesekali Menangislah..!

Wakil rakyat asal Papua Barat yang aksinya pernah viral. Jimmy membuat Paripurna ke-2 MPR yang dihelat Rabu 2 Oktober 2019 menjadi hening.
Tangisnya tak mampu ditahan. Kata demi kata keluar dari mulutnya meminta keadilan dari para wakil rakyat. Ia mengungkap derita rakyat Papua dan didengar seantero nusantara.
Jimmy geram. Agenda rapat paripurna untuk mengesahkan jadwal acara sidang dan membentuk fraksi-fraksi serta kelompok Dewan Pimpinan Daerah (DPD) jadi perdebatan.
Lantaran tidak hadirnya anggota MPR tertua saat rapat. Sabam Sirait selaku anggota MPR tertua berhalangan hadir karena alasan kesehatan. Hanya Hillary Brigitta Lasut, anggota MPR Fraksi Nasdem termuda yang hadir saat itu.
Hillary kemudian berinisiatif untuk menggantikan posisi Sabam dengan Abdul Wahab Dalimunte selaku anggota MPR yang usianya di bawah Sabam.
Keputusan Hillary memantik banyak tentangan dari anggota MPR yang hadir.
Suasana menjadi tak terkendali dan memanas, karena banyak anggota yang menginterupsi. Jimmy Demianus Ijie yang tak tahan melihat suasana itu akhirnya mengepalkan tangan dan menyampaikan interupsi.
"Pimpinan, saya melihat kita ini sedang memperlihatkan sandiwara yang tidak lucu, hanya berebut soal kursi kekuasaan di lembaga ini," ungkap Jimmy.
"Kita tidak memperlihatkan sense of crisis kita, pada persoalan kemanusiaan yang luar biasa, yang terjadi di Papua," imbuhnya, sambil terisak.
Jimmy yang menangis sesenggukan bahkan sampai tak bisa mengeluarkan kata-kata, dan berhenti bicara sejenak.
Jimmy merasa prihatin dengan nasib para pengungsi di tanah kelahirannya. Sementara orang di Papua membutuhkan kehadiran lembaga negara untuk menyelesaikan masalah mereka.
Untuk kedua kalinya Jimmy menghentikan pembicaraannya karena terisak. Putra Papua ini bahkan menuntut pemilihan ketua MPR dipercepat, agar segera melihat program ketua MPR yang baru.
Wakil rakyat memang seharusnya merakyat. Sebab mereka yang terpilih karena dipercaya mampu menjalankan tugas menyuarakan nasib rakyat.
Di Malteng bukan tak ada sosok setara Jimmy. Hanya saja publik jarang disuguhi kiprah wakil rakyat yang acap kali menyuarakan kepentingan rakyat.
Pendeknya, banyak sikap negatif menjadi viral dipertontonkan. Sedangkan sikap membela konstituen nyaris tak terdengar di ruang-ruang publik.
Ketika gempa mengguncang sebagian Pulau Ambon, Malteng dan Seram Bagian Barat September 2019 silam, nyaris tak ada suara-suara wakil rakyat yang tampil mentereng itu.
Tak ada suara lantang yang meminta warga korban gempa itu diperhatikan. Padahal, Negeri Liang, Waai, Tulehu dan Suli di Kecamatan Salahutu sebagain warganya terpaksa hidup di tenda-tenda.
Begitu pun yang terjadi pada Rabu 16 Juni 2021. Ketika gempa bermagnitudo 6,1 memaksa masyarakat di Kecamatan Tehoru dan Teluti menginap di hutan.
Ada sebanyak 7.227 warga di Kecamatan Tehoru dan Teluti mengungsi di 17 titik lokasi pengungsian. 650 warga diantaranya adalah bayi. Ada pula sebanyak 1000 anak berusia 6-12 tahun yang terpaksa ikut mengungsi.
Kenapa anggota dewan terhormat tidak saling dorong, maki-maki dan membuat gaduh di ruang sidang? Harusnya ini yang diharapkan terjadi.
Ketika pihak eksekutif lamban bereaksi, maka sikap itu dapat ditunjukkan. Publik tentu merasa bangga, kita punya wakil, kita punya orang dan kita punya penyambung lidah.