Pak Menteri pun tidak mungkin lupa dengan statemennya tentang potensi hasil laut Maluku yang disampaikan pada Minggu 6 Fabruari 2022 lalu.

Menteri Wahyu saat itu menyebut potensi hasil laut dari Maluku yang berada di zona 3 mencapai 3,9 juta ton per tahun. Nilainya mencapai Rp117 triliun.

Rp117 triliun itu merupakan sebuah angka yang cukup fantastik. Jika dikali lima tahun masa kepemimpinan dalam pemerintah di negara ini, hasilnya ada Rp585 triliun.  

Dari hasil laut ini, maka sangat wajar bila janji – janji itu ditunggu dan ditagih oleh masyarakat Maluku. Jangan heran bila ada kalimat ‘Pemerintah pusat membohogi orang Maluku’.

Banyak anak Maluku berpendapat, Maluku seakan tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah. Kebijakan fiskal jauh dari beban yang harus ditanggung, keberpihakan program juga masih relatif terbatas dari yang harus dilakukan, bahkan orang-orangnya pun makin jauh dari pusaran kekuasaan.

Kita pun tidak lupa dan tidak pernah akan lupa. Saat sejumlah program nasional dicanangkan pemerintah, Maluku pun terkesan hanya diiming-iming. Sebut saja upaya memasukkan Maluku serta 8 daerah lainnya sebagai Daerah Kepulauan yang hinggi kini RUU -nya masih di awan-awan. Begitu pun perjuangan Kawasan Ekonomi Khusus [KEK] Banda yang juga  tak jelas nasibnya.   

Padahal, jika dirunut ke belakang, dari Banda Maluku dan gugusan pulau-pulau kecil di Maluku ini, telah mengantarkan Indonesia dikenal di belahan dunia. Dari Maluku bangsa ini menjadi besar dan dikenal oleh bangsa-bangsa Eropa, karena rempahnya yang mendunia sehingga dilebeli Spice Island. Maluku pula yang membuat nilai tawar Indonesia makin besar menjadi bangsa yang merdeka.

Tapi apalah daya, banyak janji yang terucap tapi juga cepat menguap dan tidak berbekas.  Ambon New Port dan Lumbung Ikan Nasional hanyalah bagian dari cerita perjuangan orang Maluku mendapatkan keadilan negara.  

Harapan yang digadang-gadang bakal menjadi tumpuan peningkatan kesejahteraan masyarakat Maluku pun seakan ‘jauh panggang dari api’. Kisahnya bagai sinetron. Dari episode ke episode selalu menegangkan dan menuai tanya.

Tapi sudahlah, tetaplah optimis mendukung semua kebijakan pemerintah, mungkin hanya soal waktu. Semoga wara-wiri akan berakhir dengan warna warni kesuksesan dan kesejahteraan rakyat Maluku di masa mendatang (*)