Yan Louhenapessy, Bintang Armed dalam Operasi Bintang Seroja
Pertama, sakit di pencernaan hingga mengalami buang air besar berdarah. Menurut Yan, gara-garanya makan ikan asin saat magrib pakai asam jeruk besar, yang tahu-tahunya bukan asamnya yang dimakan tapi getahnya yang ditelan.
Kedua kalinya terkena ranjau buatan yang dikemas berbentuk kail atau pancing. Ranjau ini menghantam kakinya dan masuk ke dalam tulang kering. Karena dihantam ledakan ranjau, Yan sampai terlempar hingga tergantung di ketinggian sekitar dua meter dari permukaan tanah.
“Waktu ranjau dipaksa untuk diambil, saya pingsan dan baru sadar tengah malam sudah diamankan anggota di dalam gereja,” tutur Yan.
Persisnya 15 Agustus 1976, Seksi Armed diperintahkan naik kapal perang jenis LST KRI Teluk Amboina menuju Dili. Dua hari kemudian, 17 Agustus subuh, kapal tiba di Dili. Karena bertepatan dengan hari Kemerdekaan RI, hanya beberapa anggota saja yang bisa mengikuti upacara Kemerdekaan.
Setelah usai upacara, seluruh pasukan melakukan pengecekan terakhir untuk kembali ke Surabaya. Kapal berlayar dalam kondisi laut yang tidak bersahabat. “Syukur kepada Tuhan YMK, kami tiba di Tanjung Perak Surabaya dengan selamat pada 23 Agustus,” jelas Yan.
Karir di TNI Kesatuan Armed
Sebagai perwira Armed, Mayjen TNI (Purn) Yan Louhenapessy, Sip dikenal luas di lingkungan Korps Armed. Yan tercatat sebagai peserta KRA Lemhanas 1999. Saat sudah pensiun, Yan sempat menjadi nara sumber pemisahan Armed dan Arhanud oleh Mabesad.
Seperti diketahui, Pussenart Kodiklat TNI AD kembali dipisah menjadi Pussenarmed dan Pussenarhanud pada 27 November 2006. Pemisahan ini berdasarkan Skep KSAD Nomor Kep/43/XI/2006 tanggal 27 November 2006.
Upacara pengesahan dilaksanakan di Mapussenarhanud Kodiklat TNI AD. Mapussenarmed tetap berkedudukan di Jl. Baros Cimahi. Sedangkan Mapussenarhanud di Jl. Sriwijaya Raya Cimahi.
Karena kreativitasnya yang tinggi, Yan juga meninggalkan jejak di Armed sebagai pencipta pataka logo Kesenjataan Artileri semasa Armed dan Arhanud masih satu atap.
Lomba cipta pataka Pussenart ini diketuai oleh Mayjen TNI Syaukat Banjaransari. Pemenangnya dinobatkan oleh Brigjen TNI Rosadi Brataadisuria selaku Danpussenart.
“Pataka ini bisa dilihat di Pussenarmed di Cimahi,” aku putera Maluku kelahiran Saparua, 22 November 1948 ini.
Yan Louhenapessy pernah menduduki sejumlah jabatan di lingkungan TNI AD.
Di antaranya Komandan Baterai B Yonarmed 12 Para, Kasi Intel Yonarmed 10 Para, Dansat Susdanrai Pusdik Armed, Pabandyagal Sintel Dam VIII/ TRK, Dandim Pulau Buru, Dosen Seskoad, Wadirjianbang, Dankordos Seskoad, Dirjianbang Lemhannas RI, dan Staf Ahli Gubernur Lemhannas Bidang Stabilitas Nasional.
Operasi Baterai Armed 12 Para/Angicipi menjadi momen yang sangat berkesan di batinnya. Kenangan ini ditorehkannya ke dalam nama tengah putera keduanya Ariyan Dilli Louhenapessy yang lahir pada 22 Juni 1976.
Anak keduanya ini baru ditimangnya setelah kembali dari daerah operasi Timtim pada 25 Agustus 1976.
Mantan kapten Klub Sepakbola Benteng Putra di Kabupaten Ngawi ini pensiun pada tahun 2003 dan menerima tanda kehormatan negara sebagai Anggota Veteran RI (*)
Sumber : mylesat.com