Tingkat kecerahan perairan mencapai 40 meter dan lereng tebing mencapai kedalaman 25 m yang memberikan nilai tambah tersendiri untuk penggemar wisata selam (diving) dan fotografer bawah air.

Pulau ini berada satu kilometer di bagian luar arah barat pulau Geser. Bagi warga Geser, pulau karang lebih dikenal dengan sebutan “Bas Buru”. Pulau karang itu terbentuk dari patahan-patahan karang mati akibat gempuran ombak pada musim timur dan secara alami diangkut ombak membentuk pulau.

Kelihatan sangat unik sebab pulau karang yang terbentuk itu dibungkus birunya lautan lepas. Saat ini masyarakat setempat menjadikannya sebagai tempat tamasya.

Aktivitas wisata yang dilakukan masyarakat setempat diantaranya mencicipi ikan bakar, memancing, dan menikmati bukit patahan karang yang putih bersih, menikmati matahari terbenam (sunset), berjemur (sunbathing), snorkeling, menyelam (diving) dan memancing (fishing ).

Kelebihan ini juga menjadikan Pulau Geser dan beberapa pulau sekitar dikenal dengan istana ikan demersal. Di Geser, hampir setiap hari warganya bisa menyantap ragam  jenis ikan demersal.  

Potensi ini juga menjadi sumber penghasilan tersediri. Setiap saat ratusan ikan demersal dikirim ke Kota Ambon melalui kapal-kapal yang singgah di pulau itu  untuk memenuhi permitaan sejumlah pemilik restoran.

Ragam keunggulan pulau atol berbentuk kue donat ini, tak heran membuat sang Proklamator begitu jatuh hati dan memilih berada disini untuk menyampaikan kabar baik tentang pembebasan Irian Barat.

Sampai detik ini, Pulau Geser tetap kokoh dengan sejumlah keunikan dan keindahan yang dikandung, namun keberadaan dan sejarah panjang Pulau Geser tidak serta merta membawa Geser setara dengan Pulau Maladewa di Samudra Hindia (*)

 

Disadur dari berbagai sumber