Disini, Julkisno langsung mendaftar dan ikut seleksi. Nasib mujur menghampirinya. Pria yang kini menjabat Kapolsek Leihitu Maluku Tengah itu lolos jadi Bintara Polri. Pendidikan siswa Bintara ditempuhnya hingga selesai di SPN Passo Kota Ambon.

“Saat itu beta tidak minat (jadi polisi). Beta mau masuk Tentara. Karena setiap kali orang dari kampung saya ikut tes Polisi tidak lolos. Tapi kalau tes Tentara banyak yang lolos,” ujarnya.

Lalu, kakanya mendorong dan menyarankannya agar ikut tes Polisi. Julkisno pun menerima saran kakaknya dan mendaftar untuk ikut seleksi jadi anggota Polri.

“Sempat saya tolak, tapi kakak saya bilang kalau di kampung kami tentara sudah banyak, sedangkan anggota polisi belum ada bahkan jarang. Dulu ada seorang polisi di kampung saya, tapi beliau sudah pensin. Setelah saya pikir-pikir, saran dan dorongan kakak saya itu saya terima terus saya daftar dan ikut tes polisi,” jelasnya.

Jika tidak lolos, Julkisno telah menyiapkan planning B yaitu mendaftar untuk menjadi anggota TNI. Tapi keberuntungan cepat menghampirinya. Sekali daftar dan tes Caba Polri, Julkisno langsung lolos.

“Saat daftar untuk ikut seleksi jadi anggota Polri, orang-orang di kampung juga tidak tahu. Setiap pergi tes saya pakai seragam SMA, jadi orang tahu saya ke sekolah. Saat tes fisiko dua minggu kemudian baru kami ujian nasional,” jelasnya.

Sebelum ujian nasional, lanjut dia, sudah selesai tes pantukhir tapi hasilnya belum diumumkan. Sedangkan hasil ujian nasional sudah dimumkan dan dirinya lulus SMA. “Satu minggu kemudian baru hasil tes pantukhir diumumkan dan alhamdulillah saya pun lulus,” ungkapnya.

Selanjutnya tahun 1997 Julkisno menempuh pendidikan siswa Bintara Polri di SPN Passo hingga dilantik pada 1998 sebagai anggota Polri dengan pangkat Brigadir Dua (Bripda).

Penempatan tugas perdana di Denma Polda Maluku, Jalan Rijali No.1, Kelurahan Batu Meja, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku.

Tito (sapaan akrab Julkisno Kaisupy) ini memilih tempat kos di kawasan Skiip, berdekatan dengan Markas Polda Maluku. Dalam meniti karir sebagai anggota Polri, Julkisno selalu menonjolkan sikap kesederhanaannya.

Meski sudah sah jadi anggota Polri (1998), ketika libur dia tak malu meluangkan waktu untuk mencari pundi-pundi uang secara halal demi menambah kebutuhan sehari-hari termasuk membantu ayahnya dan keluarga di kampung.

Julkisno tak susah lagi untuk makan setiap hari. Sebab ketika gajian, dia selalu menyiapkan stok bahan pokok di kamar kos berupa Sarimi 1 karton dan beras 10-15 kg.