Diantara ring satu Nabi semasa hidup, Umar termasuk salah satu sahabat dengan peranan yang paling menonjol dalam sejarah Islam.

Sosoknya bijaksana dan tegas, kreatif, jenius, bercampur dalam diri Umar, sehingga untuk pertama kalinya Umar diberi julukan Amirul Mukminin atau pemimpin kaum Muslimin.

Nabi pernah berkata : " Seandainya setelahku masih ada nabi, niscaya ia adalah Umar bin Khottab ” [HR : As-Sunan, no. 3686 ].

Tak salah Rasulullah melisankan demikian. Umar RA tidak saja identik dengan tarawih dan kalender Hijriyah.

Di masa pemerintahannya, sahabat Nabi yang berpostur tinggi besar ini langsung menetapkan wajib militer, membentuk pasukan cadangan, pemisahan eksekutif dengan yudikatif hingga pembangunan infrastruktur.

Untuk mempermudah pengiriman logistik, Amirul Mukminin perintahkan membuat kanal antara Sungai Nil dengan Laut Merah, antara Sungai Eufrat dengan Sungai Tigris, dan membangun bendungan agar Makkah tak kebanjiran.

Di zaman Umar RA, Islam menyebar menutup kebesaran Persia dan Byzantium. Luasnya kekuasaan ini membuat Umar harus berpikir, membagi wilayahnya menjadi beberapa provinsi dan mewajibkan setiap gubernur untuk membuat laporan pertanggung jawaban tahunan saat musim haji tiba.

Tak cukup sampai di situ. Muhammad bin Maslamah, salah satu orang kepercayaan Nabi dalam misi - misi rahasia, digandeng Umar sebagai utusan khusus atau " KPK " nya Umar.

Jika tercium wangi tak sedap dari para  gubernurnya, yakinlah pintu rumah para gubernur itu akan digedor langsung Muhammad bin Maslamah. Tak ada yang lolos ketika diseret ke hadapan Umar.

Setiap tahun Umar menyelenggarakan sensus penduduk dan memberi hadiah kepada bayi - bayi Muslim  yang lahir. Negara menjamin hidup anak - anak yang kehilangan orang tuanya.

Ada 3 kementrian berperan penting dalam mengatur negara. Kementrian Militer dengan  nama Diwan al-Jund, Kementrian urusan bansos dengan sebutan Diwan al-Atha dan Diwan al-Kharaj adalah Kementerian Keuangan yang mengatur pendapatan dan pengeluaran negara.