BERITABETA.COM, Ambon – Provinsi Maluku seakan menjadi ‘surga’ bagi pengembangan tanaman padi yang kini menjadi satu-satunya komoditi pangan unggulan di Indonesia.

Meski dihantam gelombang pandemic Covid-19, petani padi di Maluku tetap eksis dan mampu meningkatkan produksinya sebesar 4.670 ton dibanding tahun sebelumnya.

Data yang dipublish Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku menjelaskan, produksi tanaman berbanama latin Oryza sativa  di Maluku sepanjang 2021 diperkirakan mencapai 115,07 ribu ton gabah kering giling (GKG).

"Produksi padi mengalami kenaikan sebanyak 4.670 ton dibandingkan 2020 yang sebesar 110,45 ribu ton GKG," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Asep Riyadi, di Ambon, Senin (8/11/2021).

Riyadi menjelaskan, produksi padi di Provinsi Maluku sepanjang periode Januari- September 2021 diperkirakan sekitar 89,29 ribu ton GKG atau mengalami peningkatan sekitar 5,94 persen, dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 84,29 ribu ton GKG. Potensi produksi pada Oktober hingga Desember 2021 sebesar 25,77 ribu ton GKG.

Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2021 diperkirakan mencapai 115,07 ribu ton GKG atau mengalami kenaikan sebanyak 4,67 ribu ton GKG (4,18 persen), dibandingkan 2020 yang sebesar 110,45 ribu ton GKG.

Produksi padi tertinggi pada 2021 berdasarkan potensi panen diperkirakan terjadi pada Oktober, yaitu sebesar 15,10 ribu ton GKG.

Sementara produksi terendah berdasarkan potensi panen diperkirakan terjadi pada November 2021, yaitu sebesar 2,75 ribu ton GKG, berbeda dengan produksi ditahun 2020.

"Produksi tertinggi pada tahun 2020 terjadi pada bulan Agustus mencapai 9,17 ribu ton GKG," ujarnya.

Asep mengatakan, tiga kabupaten dengan total potensi produksi padi tertinggi pada 2021 adalah Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Seram Bagian Timur.

Sementara itu, tiga kabupaten lainnya dengan produksi padi terendah adalah Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dan Kabupaten Maluku Barat Daya.

Kenaikan produksi padi yang relatif besar pada tahun 2021 terjadi di Kabupaten Buru, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Kabupaten Seram Bagian Timur. Sementara penurunan produksi padi yang relatif besar terjadi di Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Maluku Tenggara.