"Kami menyarankan kalau bisa aktivitas pertambangan itu dihentikan dulu, tujuannya untuk menjaga lingkungan dan pengelolaan berkelanjutan," kata Salampessy saat melakukan rapat dengan segelintir penambang di ruang rapat utama, pada Jumat sore (1/7/2022).

Selain menghimbau stop aktitivas di Gunung Botak dan Gogorea, Salampessy  juga meminta dinas terkait mengontrol seluruh aktivitas penambang, baik penjualan maupun pemakaian B3 yang kini kian marak di kawasan tambang emas ilegal Gunung Botak.

Sebelum rapat diakhiri, Sekretaris Daerah  Kabupaten Buru, M. Ilyas Bin Hamid menyatakan, bakal digelar penertiban aktivitas di kawasan tersebut.

Lebih jauh dilaporkan, tujuan Penjabat Bupati mengumpulkan para pengusaha tambang ilegal itu nampaknya belum tercapai maksimal.

Rapat itu hanya dihadiri oleh 13 orang, termasuk seorang pengusaha asal Korsel yang dipanggil dengan nama Mr Kim.

Hanya Perusahan milik Mr Kim dikabarkan telah mengantongi izin eksploirasi di Gunung Botak. Namun kini aktivitasnya sementara waktu terhenti akibat maraknya aktivitas penambangan ilegal di sana.

Puluhan pengusaha kakap di tambang ilegal Gunung Botak yang selalu  bermain dengan B3, tidak terlihat ada satupun yang hadir rapat dengan Penjabat Bupati.

Hanya Haji Sultan yang mengirim dua orang perwakilannya di rapat tersebut  Sedangkan  Haji Komar dkk tidak mengutus perwakilannya.

Salampessy kepada awak media menjelaskan, akan terus melakukan pertemuan untuk mencari alternatif terbaik dalam rangka ksploitasi sumberdaya alam (ada) yang ada.

Para raja, hingga Kades, tokoh adat dan tokoh agama akan ikut dilibatkan untuk bersama ikut mengendalikan persoalan-persoalan yang tidak terkendali.

"Kita hilangkan egoisme, hilangkan satwasangka. Kita mengikuti prosedur dan aturan yang ada untuk pengelolaan yang lebih lestari, pengelolaan yang lebih bertanggung jawab, karena kekayaan ini kalau habis maka daerah seumur hidup tidak akan mendapatkan apa-apa,"tanggap Salampessy (*)

Pewarta : Abd. Rsayid T