Dikatakan, sisaat bersamaan tingkat inflasi semakin terkendali. Inflasi Maluku secara bulanan (m-t-m) mengalami deflasi sebesar -0, 20% pada Oktober 2022. Dan secara tahunan (y-o-y) inflasi Maluku terus menurun dari 6,89% pada September 2022 menjadi 6,48% pada Oktober 2022.

Diakui, penurunan angka inflasi ini lebih banyak terjadi untuk komoditas pangan. Hal tersebut merupakan imbas dari suksesnya gerakan menanam yang dijalankan di seluruh kabupaten/kota yang menyebabkan produksi pangan khususnya cabai dan holtikultura mengalami kenaikan signifikan.

Kondisi ini juga membuat jika nilai tukar petani (NTP) Maluku terus meningkat dari 104,38 di bulan September menjadi 104,88 pada bulan Oktober, atau meningkat sebesar 0,48%.

Meski Demikian, kata dia dampak kenaikan BBM masih terus dirasakan pada sektor transportasi sehingga sedikit menghambat laju deflasi.

“Efek domino dari kenaikan harga BBM masih harus terus diwaspadai hingga akhir tahun,” tegas ketua TGPP.

Ia optimis, perkembangan situasi makroekonomi yang semakin membaik ini mengindikasikan bahwa, ditengah ketidakpastian ekonomi global yang makin tinggi, namun perekonomian Maluku masih tetap tumbuh dengan baik, serta stabilitas yang masih relatif terjaga.

“Kita berharap pada triwulan IV, aktivitas ekonomi Maluku akan terus meningkat sejalan dengan makin membaiknya faktor cuaca yang menyebabkan makin kondusifnya aktivitas produksi di sektor pertanian/perikanan maupun pariwisata,” tandasnya (*)

Pewarta : Febby Sahupala