BERITABETA.COM, Bula — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) meraih  predikat akreditasi paripurna dari tim penilai pusat yang dilakukan pada pertengahan September 2023.

Sekretaris Daerah (Sekda) SBT Jafar Kwairumaratu mengungkapkan, RSUD Bula yang semula hanya mendapat satu bintang itu akhirnya berhasil meraih lima bintang, sehingga memperoleh predikat paripurna.

Jafar menerangkan, capaian akreditasi paripurna ini didapat melalui penilaian semua aspek pelayanan di RSUD Bula.

"RSUD Bula memenuhi syarat dari semua aspek pelayanan. Olehnya itu tim penilaian dari pusat menilai bahwa memenuhi syarat yang komplet, yang lengkap. Itu predikat yang paling tinggi, predikat akreditasi paripurna," ungkap Jafar Kwarumaratu kepada wartawan di halaman Kantor Bupati SBT, Senin (02/10/2023).

Dia membeberkan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBT sedang mengupayakan agar RSUD ini menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) SBT ini menandaskan, sebagai tindaklanjut, dalam waktu dekat ini tim akan melakukan studi tiru ke daerah-daerah yang sudah berhasil merubah dari RSUD ke BLUD.

Dia menambahkan, dengan didorongnya RSUD ke BLUD ini akan membuka peluang pendanaan yang tidak hanya bersumber dari daerah, namun bisa mendapat anggaran dari Pemerintah Pusat (Pempus).

"Kita rencana di Tubelo, kemarin kita sudah komunikasi. Kalau jadi BLUD, maka pendanaannya bebas dari pusat dan daerah. Tapi kalau hanya RSUD, dia hanya berada pada lingkup paling kecil, karena dia dibawah Dinas Kesehatan. Kalau Dinas Kesehatan tidak punya persediaan untuk belanja obat dan lain-lain, bisa berpengaruh pelayanan di RSUD itu," bebernya.

Sementara itu, dr. Linggar Sukaringtyas mengatakan, kendati sudah mencapai akreditasi paripurna, namun RSUD Bula masih terkendala pada keterbatasan tenaga dokter ahli.

Linggar mengaku, saat ini hanya ada 10 dokter spesialis di RSUD Bula, sementara kebutuhan masyarakat untuk pelayanan terus meningkat dari waktu ke waktu.

"Kami masih terkendala tenaga dokter spesialis, karena memang kami hanya punya 10 untuk saat ini, sementara kebutuhan masyarakat semakin meningkat," akui dr. Linggar Sukaringtyas.

Dia menegaskan, untuk mendatangkan tenaga dokter spesialis seperti dokter spesialis Telinga, Hidung dan Mata (THT), mata dan jantung, mereka membutuhkan dukungan anggaran dari Pemda.

"Dengan mendatangkan berarti harus ada dukungan anggaran dari Pemda," tegasnya.

Ia merasa optimis, jika didorong dari RSUD ke BLUD akan menjawab segala keluhan masyarakat terkait pelayanan di RSUD Bula.

"Karena dengan didorong menjadi BLUD, Insya Allah segala segala komplein tentang pelayanan secara perlahan bisa ditangani," pungkasnya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi